Pekanbaru - Menghadapi musim kemarau, masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi atensi Pemerintah Pusat dan daerah agar bencana kabut asap tidak lagi mengancam.
Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar M.Si mengajak seluruh masyarakat Riau agar tidak membuka lahannya dengan cara dibakar.
Gubri Syamsuar mengaku beberapa tahun terakhir bencana kabut asap tidak lagi ada di Bumi Lancang Kuning.
Hal ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat sudah mulai meningkat akan bahaya jika kabut asap akan menganggangu kesehatan dan juga mengganggu sistem penerbangan di udara.
"Penanganan karhutla, alhamdulillah terkendali. Kami mengharapkan juga kepada masyarakat, saat ini adalah musim kemarau kering, mari kita mengolah lahan jangan sampai dibakar," ujar Syamsuar, Jumat (21/7/2023).
Gubri menyampikan, bahwa dirinya telah dikunjungi langsung oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati beberapa waktu yang lalu mengingatkan Gubri bawah di Riau akan mulai terjadi kemarau kering.
Mendapatkan informasi tersebut, Gubernur Syamsuar tidak bosan-bosannya menghimbau seluruh masyarakat Riau agar tetap waspada dan meminta untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, sebab Riau memiliki lahan gambut yang luas dan akan rawan terbakar.
"Saya sudah diingatkan Kepala BMKG pusat, agar hati-hati dan tidak ada yang membuka lahan dengan cara dibakar," imbuhnya.
Suksesnya pengendalian karhutla di Provinsi Riau tidak terlepas dari kerjasama banyak pihak dengan melakukan berbagai upaya diantaranya :
1.Membentuk dan mengaktivasi posko Satgas Karhutla mulai dari tingkat provinsi, kabupaten hingga kelurahan.
2. Penggunaan dashboard lancang kuning Polda Riau.
3. Deteksi dini hotspot serta melakukan penanganan secara cepat dan tepat agar api tidak membesar dan meluas. 4. Melakukan patroli rutin dan mandiri secara terpadu, serta sosialisasi kepada organisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
5. Menyiagakan seluruh sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana kebakaran hutan lahan, seperti alat berat excavator sebanyak 12 unit, mesin pompa pemadam, selang, kendaraan operasional, sekat kanal, embung, menara pemantau api dan lainnya serta memastikan sarana prasarana tersebut berfungsi dengan baik.
6. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan seluruh stakeholder, TNI/Polri, dunia usaha, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, akademisi, media massa, relawan, hingga masyarakat.
7. Melaksanakan apel kesiapsiagaan kebakaran dalam rangka untuk mengantisipasi dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
8. Melakukan pembasahan lahan gambut terutama di wilayah rawan kebakaran, serta dalam penangan karhutla juga dibantu dengan adanya teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Gubri Syamsuar juga mengingatkan seluruh masyarakat Riau untuk tetap waspada menghadapi musim kemarau (Elnino) yang puncaknya hingga bulan Agustus 2023. (Nova)