Intelijen Inggris, Medan Ukraina Sulit di Taklukan Rusia Rabu, 16/03/2022 | 17:39
Pasukan Rusia
Jakarta - Medan tempur di Ukraina yang sulit, membuat pasukan Rusia harus berjuang untuk mengatasi tantangan, menurut Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah laporan intelijen di lansir Reuters, Rabu, 16 Maret 2022.
Sebagian besar pasukan Rusia tetap terikat pada jaringan jalan raya Ukraina dan menunjukkan keengganan untuk melakukan manuver off-road. Penghancuran jembatan yang di lakukan oleh pasukan Ukraina juga telah memainkan peran penting dalam menghambat kemajuan Rusia, ujar suber Reuters yang tidak mau namanya di sebutkan itu.
Rusia gagalan untuk mendapatkan kendali atas udara dan telah secara drastis membatasi pilihannya.
"Angkatan Bersenjata Ukraina memainkan taktik dengan mahir dan mengeksploitasi kurangnya manuver Rusia, membuat frustrasi kemajuan Rusia dan menimbulkan kerugian besar pada pasukan penyerang," kata laporan itu.
Rusia menyerbu Ukraina mulai 24 Februari lalu dan menyebut tindakan itu sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Namun Ukraina dan sekutu Barat menyebut dalih ini sebagai alasan tak berdasar untuk perang yang telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik lebih luas di Eropa.
Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Rabu bahwa pembicaraan damai terdengar lebih realistis tetapi telah memakan waktu yang lebih banyak, karena serangan Rusia masih terus berlangsung.
Serangan udara terakhir Rusia, telah menewaskan lima orang di ibukota Kyiv dan jumlah pengungsi dari invasi Moskow mencapai 3 juta.
Para pejabat Ukraina berharab perang bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan, mungkin pada Mei, dengan mengatakan Moskow mungkin akan menerima kegagalannya untuk memaksakan pemerintahan baru dengan paksa dan kehabisan pasukan baru.
"Saat menjelang pertemuan lebih lanjut, saya diberitahu, posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Tetapi waktu masih diperlukan untuk keputusan agar sesuai dengan kepentingan Ukraina," kata Zelensky dalam pidato video menjelang putaran pembicaraan berikutnya.
Kompromi ini, Zelensky menyebut sebelumnya Ukraina siap menerima jaminan keamanan dari Barat yang menghentikan tujuan jangka panjangnya untuk bergabung dengan NATO. Moskow melihat keanggotaan Ukraina di aliansi Barat di masa depan sebagai ancaman dan telah menuntut jaminan bahwa mereka tidak akan pernah bergabung.
Dmitry Peskov juru bicara Kremlin juga menyebutka terlalu dini untuk memprediksi kemajuan dalam pembicaraan damai. "Ini pekerjaannya sulit, dan dalam situasi saat ini fakta bahwa pembicaraan berlanjut mungkin positif." ujar Peskov. (Mca)