Polres Apresiasi Pemkab Pelalawan Gelar Fire Risk System Kamis, 31/03/2022 | 13:04
Kanit Samapta Polsek Kuala Kampar Hasoloan Samosir
Pekanbaru-Polres Pelalawan melalui Kepala Unit Samapta Polsek Kuala Kampar Hasoloan Samosir mengapresiasi kegiatan Training of Trainer (ToT) Fire Risk System (FRS).
Kabupaten Pelalawan merupakan daerah yang memiliki lahan gambut di atas 53 persen, sehingga rentan terbakar dan cukup sulit dipadamkan, jika terjadi kebakaran lahan. FRS dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Ini merupakan aplikasi yang berguna dalam mengidentifikasi kemungkinan terjadinya kebakaran, sekaligus mampu mendekteksinya hingga enam bulan ke depan.
"Dari kegiatan ini, kita dapatkan data yang akurat tentang perubahan iklim. Dengan adanya FRS dapat memprediksi lokasi rawan kebakaran, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)," jelasnya, hari kedua kegiatan, Rabu (30/3/2022).
Peserta saat mengikuti ToT FRS
Samosir juga menuturkan, pendekteksian dini titik api pada daerah-daerah tertentu bisa diketahui untuk enam bulan ke depan. Maka pihaknya mempersiapkan segala sesuatu terkait pencegahan Karhutla. Seperti kelengkapan peralatan dan pengaturan strategi antisipasi dini kebakaran.
"Enam bulan ke depan kita sudah bisa memprediksi. Dengan begitu, kita sudah ada persiapan, dan tidak mendadak kalau terjadi kebakaran," urainya.
Lebih jauh, Kanit memaparkan, FRS juga sejalan dengan program yang ada di Polisi Daerah (Polda) Riau. Polda Riau punya Aplikasi Lancang Kuning dalam mendeteksi titik api.
"Polda Riau punya Aplikasi Lancang Kuning. Begitu ada titik api, kita berangkat. Jadi kita siaga terkait alat pemadam sejak jauh-jauh hari," sebutnya.
Ditambahkan, selain berguna, semua pihak berkolaborasi mengambil peran masing-masing yang terintegrasi dalam klaster, kemudian menghasilkan satu data akurat sebagai acuan pengidentifikasian akan terjadinya Karhutla.
Dalam kesempatan itu, Samosir juga mengatakan langkah-langkah penanggulangan Karhutla telah lama diperhatikan Kepolisian. Pihaknya memiliki terobosan inovasi membuat sumur Antisipasi Kebakaran Hutan Lahan Gambut (Akhlag) di beberapa daerah yang tersebar di Provinsi Riau.
Peserta saat mengikuti ToT FRS
"Kami sudah membuat Program Sumur Akhlag sebanyak 49 titik, dan telah diuji di Dumai, Pelalawan, juga di beberapa kecamatan di Pelalawan dan sekitarnya," jelas Samosir.
Dengan adanya Sumur Akhlag ini, bakal memudahkan apalagi didukung sinyal dari FRS sehingga kejadian kebakaran dengan mudahnya bisa ditanggulangi dan dilakukan pencegahan secara cepat. Selain itu, Kepolisian juga mengapresiasi dan mendukung terhadap peraturan Bupati Pelalawan Nomor 8 Tahun 2022 tentang Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Ia mengimbau, masyarakat yang hendak membuka lahan di areal gambut tidak dengan cara membakar. "Semoga bencana asap seperti tahun lalu tidak terjadi lagi, karena dampaknya sangat merugikan semua. Kami mengharapkan, semua pihak baik masyarakat, perusahan dan pemerintah saling bersinergi agar sama-sama menjaga lingkungan dan lahan dari bencana kebakaran tentunya," tutupnya. (Ben)