Jurnalis di Madina Sedang Tidak Baik Baik Saja Sabtu, 02/03/2024 | 22:56
Madina - Jurnalis adalah suatu profesi yang sangat mulia, dituntut harus siap dan sigap 24 jam untuk berburu informasi untuk disuguhkan kepada masyarakat/ publik. Dalam peliputan tentu ada tantangan dan penghalang untuk pengumpulan data hingga akhirnya terkemas jadi sajian berita. Tantangan yang di hadapi di lapangan tentu bervariasi meliputi ancaman itimidasi dan bentuk kekerasan lainnya.
Ihsan Siregar selaku Ketua II HIPSI (Himpunan Insan Pers Indonesia) Kabupaten Mandailing natal ( Madina), Sumut heran dan iba dengan kondisi Jurnalis di Madina
"Saya sebenarnya heran dengan kondisi jurnalis di madina ini, salah satu contoh masih terngiang di ingatan kita kejadian yang menimpa rekan kita sesama jurnalis seperti yang viral satu tahun belakangan ini yaitu tenju lojong," ungkapnya.
Kejadian tenju lojong itu adalah saat rekan jurnalis di keroyok oleh beberapa orang suruhan oknum toke tambang emas ilegal karena memberitakan tambang.
"Nah yang jadi pertanyaan adalah kenapa kalau ada permasalahan kita sesama jurnalis di paksa sama-sama unjuk rasa demonstrasi ke suatu instansi yang bersangkutan untuk penindakan," lanjutnya.
Ihsan menambah, Namun apabila menyangkut permasalah rezeki banyak yang saling makan-makan seorang, bahkan adalagi yang mencoba memakan haknya kawan sendiri seperti issue yang berkembang saat ini ada oknum toke tambang yang telah membuat komitmen dengan sekelompok jurnalis untuk saling bekerja sama untuk tidak membuat berita tentang tambang.
"Tugas Jurnalistik jelas tertuang dalam aturannya. Diharapkan Jurnalis di Madina tidak saling sikut dan saling mengecilkan satu sama lain. Kita sesama Jurnalis sama-sama merasakan kondisi dilapangan saat liputan dan lainnya. Apalagi saat ini banyak pemberitaan tentang Penambang Emas Tanpa izin ( PETI) di Madina yang saling berbalas pantun, bisa ditafsirkan satu pihak pro dan pihak lainnya kontra. Pro-kontra itu muncul bisa disebabkan banyak hal termasuk pilih kasih," tutupnya.
Senada dengan Sekretaris Forum pers Independen Indonesia ( FPII) Madina Muhammad Idris kesalkan sikap segelintir oknum wartawan yang tidak membesarkan wartawan satu sama lain.
"Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, ungkapan ini seharusnya diterapkan oleh rekan-rekan wartawan, " pungkasnya.