China Dukung Rusia, AS : Berada Pada Posisi Sejarah Yang Salah. Kamis, 16/06/2022 | 13:19
Vladimir Putin dan Xi Jinping (Foto: Alexei Druzhinin)
Jakarta - China memberikan komitmennya mendukung Rusia terkait kedautan Moskow. Dukungan ini hanya melalui komunikasi via telepon antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin, Rabu (15/6/20220).
China meyakinkan Rusia untuk meningkatkan kerja sama strategis kedua negara, terutama di tengah sanksi Barat ke Moskow akibat ivansi Rusia ke Ukraina.
Untuk diketahui, Beijing adalah mitra dagang terbesar Moskow. Volume perdagangan tahun lalu mencapai US$ 147 miliar, menurut data bea cukai China.
Sementara itu, sikap China ini membawa keprihatinan Amerika Serikat (AS). Paman Sam mengolok keberpihakan China dan menyebutnya berada pada "sisi sejarah yang salah".
"China mengklaim netral, tetapi perilakunya menjelaskan bahwa mereka masih berinvestasi dalam hubungan dekat dengan Rusia," kata Kementerian Luar Negeri AS.
Dari pemantauan AS, aktivitas China hampir empat bulan setelah perang Rusia di Ukraina, raksasa Asia masih menggemakan propaganda Rusia di seluruh dunia dan menyarankan kekejaman Moskow di Ukraina dipertontonkan.
Negeri Paman Sam menilai negara-negara yang berpihak pada Vladimir Putin pasti akan menemukan diri mereka berada di sisi sejarah yang salah.
"Ini bukan saat untuk berdalih atau bersembunyi atau menunggu untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Sudah jelas apa yang terjadi," tutup Kemlu AS.
Akibat perang Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari, PBB mencatat ada 4.452 orang meninggal dengan 5.531 luka-luka. (Mca).