INDONESIA SETUJUI RESOLUSI PBB Resolusi PBB Meminta Rusia Menghentikan Invasi Militer ke Ukraina. Kamis, 03/03/2022 | 03:31
Dalam Ruang Sidang Umum PBB
Jakarta - Dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang di selenggarakan di Markas Besar New York, Amerika Serikat, Rabu (2/3/2022).
Sidang dipimpin oleh Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid, yang dikuti 141 negara, termasuk Indonesia menyetujui resolusi (PBB) meminta Rusia untuk menghentikan serangannya ke Ukraina.
Dilansir AFP, Voting diambil dalam Sidang Majelis Umum PBB Sesi Khusus Darurat (Emergency Special Session), dalam resolusi itu juga mengutuk kebijakan Vladimir Putin selaku Presiden Rusia mengerahkan pasukan nuklirnya dalam posisi siaga.
Beberapa Momen voting ditayangkan langsung di kanal YouTube PBB. Tepuk tangan bergemuruh, terlihat Wakil Tetap Ukraina di PBB Sergiy Kyslytsya berdiri dan bertepuk tangan, sedangkan Wakil Tetap Rusia di PBB Vasiliy Nebenzia turut hadir.
Yang menyetujui resolus PBB dari Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste, hingga Thailand yang juga menyetujui resolusi ini. Afghanistan yang kini dipimpin Taliban juga menyetujui resolusi untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina ini.
Terlihat juga beberapa negara yang tidak setuju dengan resolusi ini adalah Rusia, Belarusia, Korea Utara, Suriah, dan Eritrea.
Saat voting di lakukan, ada 8 negara yang abstain antara lain: China, Bolivia, Iran, Irak, India, Pakistan, Vietnam, dan Afrika Selatan.
Dari catatan komisi PBB melalui UNHCR sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina 24 Februari 2022, ada 835.928 orang yang meninggalkan Ukraina, dan sekitar 453.982 pengungsi disebut melarikan diri melalui Polandia. Sementara, 116.348 pergi ke Hongaria.
Sementara komisi PBB melalui UNHCR juga mencatat ada 96.000 orang lainnya yang pindah ke Rusia dari wilayah Donetsk dan Luhansk antara 18 dan 23 Februari. Kedua wilayah itu dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengungkapkan angka korban meninggal dunia menacapai 352 warga sipil, dan mengklaim lebih 5000 miiliter Rusia tewas.(Mca)