Mantan Perwira Polisi Menembak 32 Orang di Tempat Penitipan Anak Jumat, 07/10/2022 | 07:31
Jakarta - Seorang mantan perwira polisi membunuh lebih dari 32 orang, sebagian besar anak-anak, dalam pembantaian di sebuah tempat penitipan anak-anak, Thailand.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/10/2022), atas kejadian tersebut Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-O-Cha memerintahkan kepada kepala polisi nasional untuk mempercepat investigasi dan penyelidikan.
Pelaku pembantaian ini, seorang mantan perwira polisi yang menyerbu tempat penitipan anak itu dan menewaskan 32 orang, termasuk 23 anak-anak.
Kepolisian Thailand mengatakan, penyerang bersenjatakan senapan, pistol dan pisau tersebut melepaskan tembakan ke pusat penitipan anak di distrik Uthaisawan Na Klang, provinsi Nong Bua Lam Phu pada Kamis (6/10/2022) sekitar pukul 12:30 waktu setempat, sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.
Kolonel polisi Jakkapat Vijitraithaya, mengatakan pelaku teridentifikasi pria bersenjata itu sebagai Panya Khamrab, seorang letnan kolonel polisi yang dipecat dari kepolisian tahun lalu karena penggunaan narkoba.
Yang lebih mengerikan, sepulang dari penembakan massal itu pergi ke rumahnya dan membunuh istri dan anaknya usai membantai para korban di tempat penitipan anak. Setelah itu dia bunuh diri.
Jakkapat mengatakan ada 23 anak di antara korban tewas, berusia dua hingga tiga tahun.
"Jumlah korban tewas dari insiden penembakan sedikitnya 30 orang," kata Anucha Burapachaisri, juru bicara kantor perdana menteri Thailand.
Polisi mengatakan penyerang menembak dan menikam anak-anak dan orang dewasa. Belum diketahui motif penyerangan tersebut.
Total korban tewas dalam peristiwa mengerikan ini adalah 34 orang jika ditambah dengan istri dan anak pelaku pembantaian.
Sementara, Dilansir CNN, Jumat (7/10/202), penembakan massal itu terjadi di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand yang diyakini sebagai insiden paling mematikan di negara itu dari jenisnya.
Pihak berwenang segera melakukan perburuan terhadap tersangka penyerang, yang kemudian diidentifikasi oleh Biro Investigasi Pusat (CIB) Thailand sebagai Panya Kamrab. Pelaku merupakan seorang mantan polisi berusia 34 tahun.
Menurut Polisi Kerajaan Thailand, dia diskors dari tugas polisi awal tahun ini terkait dengan tuduhan kepemilikan narkoba. Di antara lusinan korban adalah istri dan anak tiri Kamrab, yang menurut penyelidik dia bunuh sebelum bunuh diri.
Anak tirinya yang berusia 2 tahun terdaftar di kamar bayi yang dia serang pada hari Kamis waktu setempat. Tetapi, anaknya tidak hadir saat serangan itu dilakukan.
"(Kamrab) pergi mencari putranya yang berusia dua tahun, tetapi bocah itu tidak ada di sana, jadi dia mulai menembak dan menikam orang-orang di kamar bayi," kata juru bicara polisi Mayor Jenderal Paisan Luesomboon.
Kamrab kemudian masuk ke sebuah ruangan di mana 24 anak-anak tidur bersama. Dia diduga membunuh semua kecuali satu dari mereka.
"Dia juga menggunakan pisau untuk menikam anak-anak dan staf di pusat itu," kata Luesomboon.
Thailand menempati peringkat sebagai negara Asia Tenggara dengan pembunuhan senjata tertinggi kedua setelah Filipina. Data itu dirilis oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di database Global Burden of Disease 2019 University of Washington. (Nia).