Ketua Umum LSM Kesatuan Pelita Bangsa (LSM KPB) Ruslan Hutagalung
Pekanbaru - Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Kesatuan Pelita Bangsa (LSM KPB) Ruslan Hutagalung menemukan satu paket pelaksanaan kegiatan fisik Dinas PUPRPKPP Riau yang diduga tidak memenuhi spesifikasi kotrak kerja.
Ruslan menyebutkan, paket pekerjaan yang terindikasi merugikan negara terdapat pada paket pekerjaan semenisasi di Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar dan di Kelurahan Sialang Munggu, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Dari hasil investigasi, di Desa Tarai Bangun maupun Kelurahan Sialang Munggu, kedua proyek Penunjukan Langsung (PL) tersebut yakni paket semenisasi jalan pada Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau 2022.
"Saya berhari-hari mengamati langsung saat proyek PSU di kedua lokasi saat pengerjaan, dan ada juga Mahasiswa yang menyaksikan cara kerja rekanan kontraktor yang sacara jelas bekerja tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak kerja," pungkas Ruslan 6 Oktober 2022.
Dari hasil investigasi Ruslan, pelaksanaan semenisasi di Desa Tarai Bangun dengan target volume 82 meter kubik, diduga terjadi praktek kolusi yang merugikan keuangan negara dan merugikan teknis pengerjaannya.
"Hamparan K-225 dengan target volume 82 meter kubik, terlaksana hanya 11 mobil yang berisi 6 meter kubik semen K-225 per mobil," jelas Ruslan.
Lanjutnya, dalam pelaksanaan semenisasi tersebut K-225 hanya 11 mobil. Setiap mobil memuat 6 meter kubik. Itu artinya, total pelaksanaan semenisasi ruas jalan 66 meter kubik.
Dalam kontrak target volume 82 meter kubik, sementara pelaksanaan dilapangan hanya sekitar 66 meter kubik.
Selain itu, Ruslan juga menemukan pada proyek tidak dilakukan pengganjalan besi wermes agar semen dapat menyelimuti seluruh besi yang terbentang.
Ketua Umum KPB itu menjelaskan terkait kegiatan semenisasi pada PSU di Kelurahan Sialang Munggu, Kota Pekanbaru.
Dia menuturkan, pelaksanaan kegiatan semenisasi di sana juga mirip dengan di Tarai Bangun. Proyek semenisasi itu target volume-nya juga 82 meter kubik.
"Yang masuk ke proyek 9 mobil dengan isi 7 meter kubik per mobil," ujar Ruslan.
Ruslan mengalkulasikan, dari 9 mobil yang masuk itu maka total volume K-225 dalam pengerjaan semenisasi jalan itu yakni 63 meter kubik. Sedangkan, target volume 82 meter kubik. Maka dalam pengertian Ruslan, terdapat “sisa” volume 19 meter kubik.
Dalam penelusuran pihak KPB, harga semen yang diangkut ke lokasi itu Rp2.100.000 per meter kubik. Informasi harga ini, kata Ruslan, diperoleh dari pengusaha ready mix.
"Pelaksanaan pekerjaan semenisasi di Tarai Bangun, menurut hitung-hitungan versi KPB terdapat sisa anggaran Rp33.600.000. Angka ini diperoleh dari 16 X Rp2.100.000, ujar Ruslan.
Untuk pekerjaan semenisasi di Sialang Munggu, terdapat 'sisa' anggaran Rp39.000.000. Diperoleh dari 19 X Rp2.100.000.
Saat mau konfirmasi kepada Purwanto selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di Dinas PUPRPKPP Riau yang terkait dengan kegiatan semenisasi tersebut belum ada tanggapan hingga berita ini tayang. (Zai)