Wisuda Perdana Universitas Insan Cita dan Dies Natalis Ke-4 Universitas Insan Cita Indonesia
Selasa, 25-02-2025 - 18:00:48 WIB
Jakarta - Universitas Insan Cita Indonesia Uici adalah universitas berbasis teknologi artificial Intelejen pertama di Indonesia yang didirikan oleh Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
Di Tahun 2025 ini Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) baru saja menggelar Dies Natalis ke-4 sekaligus melangsungkan wisuda angkatan pertamanya di Auditorium Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta, pada Senin (24/02/2025).
Pada wisuda perdananya ini, turut di hadiri oleh Tamsil Linrung (Wakil Ketua III) DPD RI, Dr. Ir. H. E. Herman Khaeron, M.Si. Presidium MN KAHMI, Prof. Dr. Rafikasidi Wakil Ketua Majelis pendidikan tinggi KAHMI beserta seluruh anggotanya, Direktur Desiminasi dan Pemanfaatan Saintek Kementrian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Prof. Dr. Eng Yudi Darma S.Si, M.Si. Ibu Apri Welandira suhadi S.Ap. Ketua Tim Riset dan Pengabdian Masyarakat, Perwakilan Ombusman Repoblik Indonesia Bapak Yeka Hendra Fatika, Bustanul Arifin Ketua Dewan Pers Repoblik Indonesia, Ibu Ninik Rahayu selaku Komisioner Komisi Informasi Pusat.
Pada wisuda perdananya ini pula UICI meluluskan 11 Wisudawan dan 9 Wisudawati yang total Wisudawannya 20 mahasiswa Uici dari prodi yang berbeda termasuk Prodi Informatika dan Bisnis Digital.
Rektor UICI Prof Laode Masihu Kamaluddin menekankan bahwa hari ini adalah momen istimewa bagi UICI karena kita semua menyaksikan lahirnya generasi baru lulusan Pertama Universitas Insan Cita yang akan siap menjadi agen pembaharuan bangsa ini dan Uici juga hadir sebagai payoner pendidikan tinggi digital menjangkau yang tak terjangkau demi mewujudkan Indonesia emas 2045.
"Kita percaya bahwa setiap anak bangsa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Melalui teknologi digital, UICI memungkinkan siapa saja, di mana saja, untuk memperoleh akses pendidikan yang terbaik," ungkap Prof Laode dalam keterangan resminya, Senin (24/2/2025).
Oleh karena itu, UICI menggelar dies natalis dan wisuda perdana dengan tema "Reaching the Unreachable: Menuju Indonesia Emas 2045". Tema tersebut juga selaras dengan komitmen UICI dalam memberikan akses pendidikan berbasis digital ke seluruh pelosok tanah air.
Selain menekankan peran penting pendidikan berbasis digital, Prof Laode juga menyampaikan pesannya bagi alumni. Ia mengatakan bahwa setelah lulus mereka tak boleh berhenti belajar.
"Jangan pernah berhenti mengeksplorasi, berinovasi, dan memberikan manfaat bagi masyarakat," pesannya.
Sikap pembelajar sepanjang hayat, menurut Prof Laode, penting bagi alumni dalam menghadapi dinamika zaman. Orang-orang sukses adalah mereka yang mau terus belajar dan bisa beradaptasi.
Prof Laode pun berpesan agar para wisudawan tidak takut bermimpi besar. Menurutnya, keberhasilan sejati tak hanya diukur dari gelar tapi penerapan ilmu dalam dunia nyata.
Dorong Digitalisasi Lewat 7 Prodi Digital
Pembelajaran di UICI sendiri berkonsep Rural Bias Education. Artinya berusaha mendorong mahasiswa untuk tak hanya berorientasi bekerja di kota besar tetapi juga ingin membangun daerah pedesaan dengan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah.
Prof Laode menyampaikan bahwa UICI kini telah memiliki tujuh prodi di bidang digital. Enam dari tujuh tersebut telah terakreditasi Baik yakni Informatika, Sains Data, Bisnis Digital, Komunikasi Digital, Teknik Industri, dan Teknologi Industri Pertanian serta Prodi Digital Neuropiskogi yang dalam proses akreditasi.
Saat ini UICI mempunyai 2.005 mahasiswa aktif yang tersebar di 8 negara, 34 provinsi, dan lebih dari 420 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. UICI juga turut memberikan penghargaan kepada dosen, mahasiswa dan pihak yang punya andil bagi UICI dalam acara dies natalis ini.
(Fredi).
Komentar Anda :