Eskalasi Ketahanan Nasional Dengan Angkatan Siber Adalah Keniacayaan
Jumat, 06-10-2023 - 13:31:10 WIB
Baca juga:
   
 

Jakarta - ESKALASI ketahanan nasional dengan membentuk dan menghadirkan angkatan siber adalah keniscayaan. Serangan siber nyaris sudah menjadi rutinitas, bahkan perang siber sudah menjadi keyataan.  Angkatan siber nyata-nyata menjadi kebutuhan negara-bangsa karena ancaman siber semakin besar dan terus berevolusi.

Sudah begitu banyak contoh kasus tentang serangan siber yang menyasar dan membidik sistem teknologi operasional (sistem terkomputerisasi) dalam lebih dari dua dekade terakhir ini. Selama rentang waktu itu pula, masyarakat di berbagai belahan dunia mendapat pembelajaran bahwa serangan siber terus berevolusi. Dari evolusi serangan itu, dunia mengenal beragam jenis malware atau perangkat lunak rancangan penjahat siber  yang digunakan untuk mencuri data penting atau sekadar menimbulkan kerusakan pada sistem operasional.

Kejahatan siber pun sudah menjadi modus, karena sistem dan jaringan operational bergantung pada internet. Dari pengalaman buruk banyak institusi, publik pun sudah mendapatkan penjelasan bahwa serangan siber berpotensi menimbulkan skala kerusakan yang luas. Dia bisa merusak produktivitas, menimbulkan kerusakan fisik hingga mengacaukan sistem keamanan. Dari rangkaian pengalaman buruk itulah persoalan atau agenda ketahanan dan keamanan siber menjadi isu yang terus mengemuka hingga hari-hari ini. Ketahanan dan keamanan siber tidak hanya kebutuhan negara dan institusi bisnis, melainkan juga menjadi kebutuhan personal.

Serangan siber di Indonesia sudah seringkali terjadi. Salah satu contoh kasus yang cukup menyita perhatian masyarakat adalah serangan siber yang membidik sistem perbankan di dalam negeri.  Misalnya, Bank Indonesia (BI), per Januari 2022, menjadi target serangan ransomware Conti ke dalam jaringan bank sentral itu. Serangan itu fokus pada kantor BI di Bengkulu dan menyebabkan terjadinya kebocoran data.

Pada pekan kedua Mei 2023, giliran Bank Syariah Indonesia (BSI) yang jadi target serangan, yang menyebabkan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan mobile banking lumpuh. Grup hacker Ransomware Lockbit mengaku telah mencuri 1,5 Terabyte (TB) data pribadi nasabah dari server BSI. Pelaku serangan berupaya memeras, dengan ancaman akan membocorkan database BSI bila permintaan tebusan tidak dipenuhi. Tahun 2021, juga diberitakan bahwa Bank Jatim dan BRI Life diretas dan data pribadi nasabah diduga bocor di internet. Juga pada awal tahun 2022, sistem teknologi operasional pada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pernah mengalami serangan ransomware.

Contoh kasus yang sedikit lebih ekstrim dapat dilihat pada konflik Rusia versus Ukraina. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa konflik kedua negara juga ditandai dengan perang dunia maya yang berhasil menimbulkan gangguan dan kekacauan. Sebagaimana dilaporkan CyberPeace Institute dan Check Point Software Technologies, gelombang serangan siber yang dilakukan komunitas relawan dari kedua negara terbilang masif. Bahkan otoritas Ukraina mengklaim tak kurang dari 400.000 peretas multinasional dengan sukarela membantu Ukraina. Ada serangan yang membidik fasilitas militer dan pemerintah Ukraina. Sebaliknya, ada juga serangan siber yang menyasar sejumlah fasilitas milik negara di Rusia.

Bahwa ancaman siber itu nyata semua orang sudah tahu. Serangan oleh penjahat siber bisa menimbulkan gangguan dan kerusakan  skala terkecil hingga berskala besar.  Persoalannya kemudian adalah seberapa cepat otoritas negara mau menanggapi ancaman itu? Pengalaman Rusia dan Ukraina menerima serangan siber berskala masif bisa saja dianggap wajar karena kedua negara sedang terlibat perang. Namun, sudah menjadi pengalaman bersama bahwa serangan siber bisa terjadi kapan saja, setiap hari, tanpa harus menunggu terjadinya konflik atau perang.

Serangan siber terhadap sistem perbankan Indonesia, utamanya kantor Bank Indonesia di Bengkulu, misalnya, terjadi ketika negara dalam keadaan baik-baik saja dengan stabilitas nasional yang terjaga. Namun, pengalaman akan serangan siber terhadap kantor Bank Indonesia di Bengkulu memberi pelajaran kepada semua elemen masyarakat bahwa penjahat siber tak segan-segan membidik infrastruktur kritis -- yakni infrastruktur vital bagi layanan publik yang jika tidak berfungsi karena alasan rusak, akan menimbulkan kelumpuhan, kekacauan dan kerusakan berskala besar, termasuk bisa melumpuhkan aktivitas perekonomian. Kalau sistem kelistrikan sebuah rumah sakit rusak seketika, misalnya, akan ada risiko kematian pasien karena alat bantu tidak bisa berfungsi akibat listrik padam.

Selama berlangsungnya konflik dengan Rusia, Ukraina harus bekerja ekstra keras mengamankan infrastruktur energinya dari gempuran militer Rusia. Namun, ada contoh kasus yang dikemukakan otoritas Departemen Keamanan Siber Ukraina yang patut digaribawahi oleh semua pemangku kepentingan sektor keamanan nasional.  Dalam sebuah insiden di dekat Kyiv (ibukota Ukraina), terjadi juga serangan siber terhadap pembangkit listrik. Ini bukti lain bahwa infrastruktur kritis pun rentan dari serangan siber jika tidak didukung dengan sistem pengamanan maksimal.

Dalam konteks ketahanan nasional, potensi ancaman berupa serangan siber itu tentu saja harus ditanggapi dengan program dan aksi nyata. Bersyukur bahwa negara telah memiliki Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang bertugas melaksanakan keamanan siber dengan efektif dan efisien. BSSN pun ditugaskan memanfaatkan, mengembangkan, dan mengonsolidasi semua unsur yang terkait dengan keamanan siiber.

Menyadari bahwa potensi ancaman serangan siber terus berevolusi, aspek ketahanan nasional harus terus diperkuat. Idealnya, proses penguatan itu diupayakan melalui program pendidikan yang menghasilkan talenta digital dalam jumlah yang banyak. Sektor pendidikan nasional diharapkan lebih pro aktif menanggapi kebutuhan negara akan talenta digital.

Upaya lain yang juga sangat relevan adalah segera membentuk satuan atau angkatan siber sebagai matra baru yang bersinergi dengan  TNI (Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).  Setelah mendapatkan pendidikan khusus, komunitas talenta digital diberi penugasan untuk mendukung dan memperkuat TNI-Polri dalam mengantisipasi dan mencegah serangan siber.

Tak terlelakan bahwa matra atau angkatan siber menjadi unsur penting bagi aspek pertahanan negara di era modern sekarang ini. Matra siber berperan signifikan, bahkan sangat penting, dalam mendeteksi, mencegah, serta merespons serangan, utamanya serangan siber terhadap  infrastruktur kritis, sistem pemerintahan dan keamanan nasional. Ingat bahwa ada belasan sektor infrastruktur kritis sebagai bagian dari ekosistem yang kompleks dan saling berkait satu sama lainnya.

Dengan  memahami ragam potensi ancaman di era digitalisasi sekarang ini, aktivitas negara memperbanyak talenta digital adalah keniscayaan. Dan, sudah barang tentu bahwa mengeskalasi aspek ketahanan nasional dengan menghadirkan angkatan siber pun menjadi sebuah keniscayaan pula. (*)




 
Berita Lainnya :
  • Dandim Apresiasi Prajurit yang Melaksanakan Purna Tugas
  • PPI Sumut, Detektif Monitor dan P.BKMAD Berkolaborasi Membangun Kesejahteraan dan Meluruskan Sejarah Melayu Deli
  • LSM Garda Timur Indonesia Memperkuat Sinergitas dengan Deninteldam XIII/Mdk
  • Hendrik Pakpahan, S.H Mengapresiasi Kinerja Penyidik Polrestabes Medan
  • Plt Kajari SBB dan Jajaran Ikuti Kunjungan Kerja Virtual Jaksa Agung RI
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Dandim Apresiasi Prajurit yang Melaksanakan Purna Tugas
    02 PPI Sumut, Detektif Monitor dan P.BKMAD Berkolaborasi Membangun Kesejahteraan dan Meluruskan Sejarah Melayu Deli
    03 LSM Garda Timur Indonesia Memperkuat Sinergitas dengan Deninteldam XIII/Mdk
    04 Hendrik Pakpahan, S.H Mengapresiasi Kinerja Penyidik Polrestabes Medan
    05 Plt Kajari SBB dan Jajaran Ikuti Kunjungan Kerja Virtual Jaksa Agung RI
    06 Berantas Halinar, Rutan Rengat Konsisten Gelar Razia Blok Hunian
    07 AMSB Desak Pemerintah Buton Selatan Tuntaskan Krisis Listrik dan Aktivitas Alat Barat di Pulau Siompu
    08 Dana Hibah 150 Juta Karang Taruna Kabupaten Mandailing Natal Dipertanyakan
    09 Tim Itwasum Polri Bertolak ke Kapolres Tebing Tinggi dalam Rangka Pengawasan Ops Ketupat Toba 2025
    10 Bamsoet Ajak Perkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Tengah Tantangan Global
    11 Babinsa Gotong Royong Bangun Talud, Permudah Akses Petani Menuju Sawah
    12 Kemendagri Terima Penghargaan dari Ombudsman RI
    13 Polres Tebing Tinggi Tindaklanjuti Pengaduan Masyarakat Terkait Peredaaran Narkoba di Kelurahan Teluk Karang
    14 HMI Soroti Realitas Kemiskinan dan IPM Kabupaten Buton Utara Tahun 2024/2025
    15 Danramil Sawit Dampingi Bulog ke CV.Mitra Tani
    16 Pemerintah Instruksikan Kepala Daerah Baru Segera Susun RPJMD dan Renstra
    17 Berinteraksi Langsung dengan Masyarakat Satgas Yonif 641/Bru Pos Bolakme Melaksanakan Anjangsana
    18 Polres Madina Jadwalkan Pemanggilan Kasus Penipuan Jasa Pengiriman
    19 Aksi Deklarasi Gerak Misi Cabang Pinrang, Ishaq : Kami akan Kawal Aspirasi dan Isu-Isu Daerah di PinrangĀ 
    20 Saksi Mendengar Suara Rintihan Minta Tolong dari Kamar Korban
    21 Gegara Nyalakan Mancis Disaat Isi BBM, 2 Rumah dan 1 Unit Septor Terbakar di Tebing Tinggi
    22 Kasad: Jadikan Momentum Idul Fitri untuk Bekerja dan Mengabdi Lebih Baik Lagi
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © zoinnews.com