Kunjungan Presiden Jokowi di Beijing Bahas 4 Hal, Mulai dari Investasi dan Kemanusiaan
Rabu, 18-10-2023 - 07:51:57 WIB
Jakarta - Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke di Beijing disambut dengan khidmat Presiden China Xi Jinping di Great Hall of the People, Selasa (17/10/2023).
Pada tertemuan tersebut, Presiden Jokowi memmbahas hubungan bilateral kedua negara dengan Presiden RRT Xi Jinping dalam 4 (Empat) hal yaitu kerja sama investasi hingga kerja sama antar masyarakat.
Pertama, Presiden Jokowi menyampaikan mengenai upaya peningkatan kerja sama investasi terutama untuk baterai EV dan otomotif, pabrik suku cadang, kilang petrokimia, produksi baja, dan pengembangan kerja sama Halal Center. Presiden juga mendorong tindak lanjut kerja sama pengembangan koridor ekonomi Two Countries, Twin Parks.
Kedua, membahas terkait perdagangan dan keuangan. Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap perdagangan bilateral yang terus tumbuh dan seimbang serta menyampaikan dukungan terhadap rencana pembentukan local currency transaction melalui QR cross border untuk memfasilitasi ekspor-impor dan investasi.
Ketiga, Presiden Jokowi membahas kerja sama kelistrikan kolaborasi Indonesia–RRT (China).
Dan keempat, membahas peningkatan wisatawan kedua negara.
Dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping, Presiden Joko Widodo berharap adanya peningkatan investasi antar kedua negara.
"Untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara, saya harap RRT (China) dapat menjadi mitra strategis," pungkas Presiden Jokowi, dalam siaran pers Selasa (17/10/2023).
Lebih lanjut Jokowi mengapresiasi perdagangan bilateral antar kedua negara yang terus tumbuh dan seimbang. "Kita perlu terus mendorong pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor sarang burung walet dan penambahan jenis produk ekspor seperti perikanan, pertanian, dan buah tropis," tutur Presiden Jokowi.
Untuk kerja sama dalam bidang keuangan, Presiden Jokowi menyambut baik rencana pembentukan local currency transaction melalui QR cross border untuk memudahkan dan memfasilitasi transaksi ekspor impor serta investasi.
Dalam pertemuan ini, Jokowi mengharapkan dukungan China kepada Indonesia yang sedang mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Rencananya, pemerintah akan mengakselerasi penambahan pembangkit EBT sampai sebesar 60 gigawatt hingga 2040 mendatang.
Peningkatan wisatawan antar kedua negara juga terus didorong, di antaranya dengan menambah frekuensi penerbangan langsung Indonesia-China, serta peningkatan beasiswa dan pelatihan vokasi bagi mahasiswa Indonesia.
Kedua pemimpin juga bertukar pandangan mengenai situasi dunia saat ini, termasuk situasi di Gaza. Indonesia dan China memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya upaya deeskalasi situasi dan memberikan fokus bagi isu kemanusiaan.
Dalam pertemuan bilateral ini, kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan sepuluh nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama kedua negara. Jokowi yakin sejumlah kerja sama yang telah disepakati tersebut akan semakin mempererat persahabatan kedua negara.
"Momentum baik ini harus kita manfaatkan untuk makin memperkokoh kerja sama bilateral serta meningkatkan kolaborasi dan kerja sama yang konkret bagi kawasan maupun bagi dunia," tutur Presiden Jokowi.
Kunjungan kerja Presiedn Jokowi ke China ini juga dalam rangka menghadiri Belt and Road Initiative (BRI) Forum. Ajang ini menandai 10 tahun BRI, sejak pertama kali dikenalkan pada 2013 lalu.
Sementara itu, Presiden Xi Jinping, menegaskan negaranya bersedia memperluas dan memperkuat kerja sama dengan Indonesia di industri-industri berkembang seperti ekonomi digital, fotovoltaik, dan kendaraan yang memanfaatkan energi baru.
Presiden Xi Jinping mengatakan kedua belah pihak harus memperdalam integrasi rantai industri dan rantai pasokan, dan bersama-sama mempromosikan pembangunan koridor ekonomi komprehensif regional.
Dalam pertemuan tersebut, China juga bersedia meningkatkan impor produk pertanian dan perikanan Indonesia. (Dig)
Komentar Anda :