Kota Mariupoln Hancur, Presiden Ukraina Minta Rusia Evakuasi 100 Ribu Warga
Kamis, 24-03-2022 - 15:56:24 WIB
|
Kota Mariupoln di Ukraina yang hancur di bombardir dua minggu oleh Rusia. |
Jakarta - Presiden Volodymyr Zelenskiy mengaku bahwa tidak ada lagi yang tersisa dari Kota Mariupol setelah dibombardir Rusia selama berminggu-minggu.
Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya di hadapan perlemen Italia, Selasa, 22 Maret 2022 dikutip dari Reuters.
Sebelum perang antara Rusia dan Ukraina pecah, populasi di Kota Mariupol mencapai 400 ribu jiwa. Pemerintah Ukraina meminta Rusia mengizinkan untuk mengevakuasi setidaknya 100 ribu warga yang ingin pergi.
Pemerintah Ukraina membeberkan jika situasi di kota pelabuhan selatan itu semakin mengerikan. Para pejabat mengatakan penduduk setempat tidak memiliki makanan, obat-obatan, listrik, dan air mengalir.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam. Komentar Peskov muncul saat ditanya CNN, apakah bahwa Presiden Vladimir Putin tidak akan menggunakan nuklir dalam perang di Ukraina.
"Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri, dan itu terbuka untuk publik. Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir," kata Peskov, Selasa, 21 Maret 2022.
Peskov menjelaskan,"Jadi kalau itu ancaman eksistensial bagi Rusia, maka nuklir bisa digunakan sesuai dengan konsep kami,"ujarnya.
Bulan lalu Putin telah memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada. Berkaitan dengan perintah tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari 2022 bahwa pasukan rudal nuklir dan armada utara serta Pasifik telah ditempatkan di tugas tempur ditingkatkan.
Dari catatan jurnalis investigasi Rusia, Sergey Kanev, mengatakan bahwa Putin banyak melakukan "pekerjaan busuk" untuk putri sulungnya.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menghancurkan harapan putri sulung Presiden Vladimir Putin untuk membuka rumah sakit elit bagi orang asing super kaya di Rusia.
Seperti dilansir Daily Mail Rabu 23 Maret 2022, Dr Maria Vorontsova lahir ketika Putin masih menjadi mata-mata KGB. Perempuan berusia 36 tahun ini adalah ahli penyakit genetik langka pada anak-anak, termasuk dwarfisme. (Mca).
Komentar Anda :