CATATAN KETUA MPR RI
Tentang Bonus Demografi Ketika Lanskap Dunia Kerja Berubah
Kamis, 01-02-2024 - 11:14:10 WIB
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.
Baca juga:
   
 

Purbalingga - Ketua MPR RI/Dosen Pascasarjana Universitas Pertahanan RI (UNHAN), Universitas Borobudur, Universitas Terbuka (UT) dan Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA)

ARTIFICIAL intelligence (AI)  dan semakin pesatnya perkembangan atau progres digitalisasi terus mengubah mekanisme kerja pada hampir semua sektor, termasuk aktivitas produksi sektor industri manufaktur, perdagangan dan jasa lainnya. Konsekuensi ikutannya tentu saja mengubah lanskap dunia kerja, karena permintaan pasar kerja akan kualifikasi pekerja juga berubah. Menuju bonus demografi dalam satu-dua dekade mendatang, Indonesia harus menanggapi perubahan lanskap dunia kerja itu dengan program-program yang adaptif dan berfokus pada kompetensi angkatan kerja.

Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa aktivitas sektor industri manufaktur, proses produksi, dan juga sektor jasa-jasa terus beradaptasi dengan progres digitalisasi yang didukung oleh ragam platform digital. Dalam hidup keseharian,  masyarakat juga sudah menikmati ragam layanan digital. Layanan transportasi, belanja aneka kebutuhan hingga beli makanan-minuman sampai layanan jasa bank.

Berpijak pada fakta seperti itu, semua orang dengan mudah bisa membuat kesimpulan bahwa sejumlah pekerjaan tidak lagi dilakukan atau dilayani oleh keahlian dan kreativitas manusia dalam statusnya sebagai pekerja atau karyawan.  Bagi publik perkotaan, fakta tentang hilangnya peran layanan manusia sangat mudah ditemukan saat membayar tarif tol atau tarif parkir di perkantoran maupun pusat-pusat belanja. Ragam layanan jasa perbankan pun sudah mengandalkan teknologi digital. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa industri perbankan telah menutup begitu banyak kantor cabang, serta mem-PHK (pemutusan hubungan kerja) sampai ribuan karyawan.

Tema tentang hilangnya banyak pekerjaan akibat digitalisasi sudah begitu sering dibicarakan. Sebaliknya, pada saat bersamaan,  munculnya pekerjaan atau profesi baru yang lahir dari digitalisasi pun sudah berulangkali dikemukakan. Semua orang, utamanya generasi muda, diingatkan bahwa progres digitalisasi dan pemanfaatan AI  tidak akan menimbulkan bencana atau disrupsi pada aspek ketenegakerjaan. AI atau digitalisasi hanya mengubah lanskap dunia kerja, sehingga permintaan pasar kerja akan kualifikasi pekerja pun banyak berubah.Permintaan pasar kerja era terkini atau Industri 4.0 tidak sama lagi dengan era sebelumnya.

Selain hasil dari sejumlah penelitian terdahulu, laporan dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) bertema Future of Work 2023 layak untuk disimak dan dipertimbangkan, sebab laporan ini memberi gambaran tentang perubahan drastis lanskap dunia kerja akibat digitalisasi dan pemanfaatan AI. Menurut Peneliti WEF, 23 persen dari tenaga kerja di segala bidang industri bakal berubah total dalam lima tahun ke depan, karena banyak pekerjaan pola lama yang tereliminasi akibat tampilnya peran profesi baru.

Pada 2027, masih menurut perkiraan WEF, 69 juta posisi pekerjaan baru tercipta. Namun, dalam rentang waktu yang sama, sekitar 83 juta pekerjaan akan hilang. Perkiraan ini menjelaskan bahwa digitalisasi dan pemanfaatan AI menyebabkan pasar kerja butuh pekerja dengan kualifikasi baru untuk mengimplementasi perangkat AI. Sebab, munculnya sejumlah profesi baru berbasis AI menyebabkan  pekerjaan administratif pola lama semakin minim pemanfaatannya.

Didorong oleh kecenderungan yang tak terelakan itu, kesadaran serta pemahaman tentang perubahan lanskap dunia kerja itu perlu semakin diintensifkan di dalam negeri. Dan, negara hendaknya menjadi instrumen terdepan yang menyebarluaskan pemahaman dan kesadaran di kalangan generasi muda, utamanya generasi Z.

Karena dunia kerja berubah, orang-orang muda harus diberi ruang dan kesempatan untuk membangun kompetensi agar mereka tidak gagap menanggapi perubahan zaman. Untuk generasi Z,  misalnya, mereka harus memperoleh informasi yang lebih mendetil tentang kebutuhan pasar kerja pada era digitalisasi dan pemanfaatan AI, termasuk profesi baru dengan ragam kualifikasinya.

Tak kalah pentingnya adalah respons dunia pendidikan karena berkait langsung dengan urgensi literasi digital bagi masyarakat, serta upaya memberi ruang bagi orang muda membangun kompetensi mereka. Tentunya dibutuhkan penyesuaian kurikulum pendidikan yang relevan untuk menyiapkan orang-orang muda agar kompenten beradaptasi dengan progres digitalisasi dan pemanfaatan AI.

Faktor lain yang tidak bisa dipisahkan adalah keharusan menyediakan infrastruktur teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam negeri  yang benar-benar mumpuni. Karena Indonesia sudah melakoni digitalisasi, percepatan pembangunan infrastruktur TIK yang mumpuni tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pemerintah hendaknya lebih bersungguh-sungguh mewujudkan infrastruktur TIK yang handal.

Saat ini, dapat diasumsikan bahwa kapasitas dan kapabilitas Infrastruktur TIK Indonesia belum mumpuni, karena target pembangunannya masih jauh dari rampung. Oleh pemerintah, pembangunan infrastruktur TIK ditargetkan rampung pada 2032. Oleh karena perubahan berlangsung begitu cepat, upaya merampungkan pembangunan infrastruktur TIK patut diprioritaskan agar jaringan internet bisa tersedia di semua wilayah tanah air.

Jangan lagi ada wilayah atau desa yang berstatus blank spot. Pemerintah pernah mencanangkan program Desa Digital untuk menggabungkan TIK dalam pelayanan publik dan kegiatan perekonomian di desa. Orang-orang muda di pedesaan tentu sangat berharap program seperti ini segera direalisasikan.

Sangat relevan pula untuk mengaitkan perubahan lanskap dunia kerja saat ini dengan bonus demografi Indonesia dalam satu-dua dekade mendatang. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Pada dekade itu, 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia dalam usia produktif (15-64 tahun). Dan, sisanya 30 persen, merupakan komunitas penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun.

Pada dekade 2030-2040-an itu, progres digitalisasi mungkin semakin pesat dan pemanfaatan AI semakin luas. Kalau sebagian saja dari 70 persen penduduk Indonesia usia produktif itu tidak cukup kompeten dengan dunia kerja  saat itu, tentu akan menimbulkan masalah. Jika bonus demografi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, dampaknya cukup serius. Akan muncul masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran, memburuknya kesehatan komunitas tertentu hingga tingginya kriminalitas.

Dalam konteks menciptakan lapangan kerja baru di era digitalisasi, otomatisasi dan pemanfaatan AI, negara harus peduli pada upaya membangun kompetensi angkatan kerja atau  komunitas penduduk usia produktif.




 
Berita Lainnya :
  • Catatan Prestasi BUMD RHJ Serta Menilik Proses Seleksi Calon Direksi Serta Calon Dewan Pengawas Dari Pansel Pemkab Rohul
  • Tekankan 3 Elemen Kunci Pengembangan Kota, Plh Dirjen Bina Adwil Pimpin Delegasi Indonesia di Jepang
  • Jubir DIA: Warga Miskin di Makassar Bertambah Akibat ASS Tak Mampu Bangun Ekonomi Daerah Sekitar
  • Kejaksaan Agung Tetapkan Eks Menteri Perdagangan TTL Tersangka Impor Gula
  • Sumatera Utara Sukses Menorehkan Sejarah Baru Prestasi Olahraga Nasional
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Catatan Prestasi BUMD RHJ Serta Menilik Proses Seleksi Calon Direksi Serta Calon Dewan Pengawas Dari Pansel Pemkab Rohul
    02 Tekankan 3 Elemen Kunci Pengembangan Kota, Plh Dirjen Bina Adwil Pimpin Delegasi Indonesia di Jepang
    03 Jubir DIA: Warga Miskin di Makassar Bertambah Akibat ASS Tak Mampu Bangun Ekonomi Daerah Sekitar
    04 Kejaksaan Agung Tetapkan Eks Menteri Perdagangan TTL Tersangka Impor Gula
    05 Sumatera Utara Sukses Menorehkan Sejarah Baru Prestasi Olahraga Nasional
    06 PMB Kota Batam Bersatu Demi Kejayaan Umat Islam di Tengah Tahun Politik
    07 Dua Orang Pria Ditangkap Polsek Sipispis Polres Tebing Tinggi Dari dalam Gubuk Lantaran Miliki Sabu
    08 Babinsa Wujudkan Swasembada Pangan, Bantu Panen Padi di Desa
    09 Polres Tebing Tinggi Gelar Donor Darah Sambut HUT Humas Polri Ke-73
    10 Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni: Pemuda Jadi Aset Penting Pembangunan Indonesia Emas
    11 Oknum Sekdes di Duga Perintahkan 15 Kadus untuk Menangkan Yusuf Siregar
    12 Dukcapil Gencar Digitalisasi Layanan Wujudkan Pelayanan Publik yang Transparan dan Andal
    13 Mengendarai Betor, dr. Asri Ludin Tambunan akan Terapkan Program Jumpa Dia dan ATK di Mandala
    14 Ihwal Kemiskinan di Makassar dan Sulawesi Selatan, Ini Penjelasan Jubir Danny-Azhar
    15 Jaga Kamtibmas, Polres Tebing Tinggi Patroli Pemberantasan Geng Motor dan Penindakan Balap Liar
    16 Usut Tuntas Kematian Tahanan di Palu, Abcandra: Pesan Presiden Prabowo, Hukum Harus Tegak dan Tidak Pandang Bulu
    17 Aspal Jalan hingga Beasiswa, Asri Ludin Tambunan Komitmen Bantu Warga Deli Serdang
    18 Kapolres Malang Pimpin Upacara Hari Sumpah Pemuda, Tegaskan Semangat ‘Maju Bersama Indonesia Raya’
    19 Wamendagri Bima Ajak Daerah Perkuat Ekosistem Inovasi Lewat Kolaborasi
    20 AMP2K Kembali Aksi Jilid VIII Meledak Gruduk Mabes Polri
    21 KPU Pasaman Gandeng Tokoh Masyarakat untuk Sosialisasi Pilkada Tahun 2024
    22 Kapolres Sergai Hadiri Pengambilan Sumpah Anggota DPRD Terpilih Kabupaten Sergai
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © zoinnews.com