Sekarang Sudah Ada yang Tanam Chip untuk Bayar Tagihan, Berikut Kisahnya
Rabu, 13-04-2022 - 14:04:53 WIB
Ilustrasi.
Baca juga:
   
 

Jakarta - Patrick Paumen membuat kehebohan setiap dia membayar sesuatu di toko atau di restoran.


Penyebabnya, pria berusia 37 tahun itu hanya menempelkan tangan kirinya dekat alat pemindai kartu debit dan pembayaran langsung diterima toko atau restoran tersebut.

"Reaksi dari para kasir sungguh luar biasa," kata Paumen yang sehari-hari bekerja sebagai satpam di Belanda.

Paumen dapat membayar menggunakan tangan kirinya karena dia telah menanam microchip kartu debit nirkontak di dalam kulitnya pada 2019 lalu.

"Prosedur [penanaman microchip] sama sakitnya ketika kulit Anda dicubit," jelasnya.

Penanaman microchip ke dalam tubuh manusia sejatinya sudah terjadi pada 1998, namun teknologi tersebut baru tersedia secara komersial selama 10 tahun terakhir.

Untuk memfasilitasinya, sebuah perusahaan Inggris-Polandia bernama Walletmor adalah perusahaan pertama yang menawarkan penanaman microchip kepada khalayak umum mulai tahun lalu.

"Implan tersebut bisa dipakai untuk membayar minuman di Rio de Janeiro, kopi di New York, pangkas rambut di Paris atau di toko kelontong dekat rumah Anda. Ini bisa digunakan di manapun pembayaran nirkontak diterima," kata pendiri sekaligus direktur eksekutif Walletmor, Wojtek Paprota.

Chip dari Walletmor, dengan bobot kurang dari dari satu gram dan sedikit lebih besar dari sebutir beras, terdiri dari sebuah microchip kecil dan sebuah antena yang disatukan menggunakan biopolymersebuah bahan mirip plastik.

Paprota mengeklaim chip buatan perusahaannya benar-benar aman, mendapat persetujuan dari badan regulator, langsung berfungsi setelah ditanamkan, dan akan tetap berada di tempatnya. Chip itu juga tidak memerlukan baterai atau sumber tenaga lainnya.

Perusahaan pimpinan Paprota mengeklaim telah menjual lebih dari 500 chip.

Teknologi yang dipakai Walletmor adalah near-field communication atau NFCsistem pembayaran nirkontak pada telepon seluler. Implan pembayaran lainnya menggunakan radio-frequency identification (RFID), seperti yang biasanya dipakai kartu debit dan kartu kredit nirkontak.

walletmor

Gambar sinar-x memperlihatkan implan chip buatan Walletmor yang ditanam di dalam tangan seseorang. (Walletmor)

Bagi kebanyakan orang, menanam chip di dalam tubuh adalah perbuatan mengerikan dan tidak bisa diterima. Namun, dalam sebuah survei pada 2021 terhadap lebih dari 4.000 orang di Inggris dan Uni Eropa menemukan bahwa sebanyak 51% responden akan mempertimbangkan untuk memakainya.

Akan tetapi, tanpa mengungkap berapa banyak persentasenya, laporan itu menyebut bahwa "isu keamanan dan perasaan seperti diserang adalah kerisauan utama" bagi para responden.

Patrick Paumen, satpam di Belanda yang tangan kirinya ditanam microchip, mengaku dirinya tidak punya kerisauan semacam itu.

"Implan chip berisi teknologi serupa dengan yang digunakan orang sehari-hari. Mulai dari kunci untuk membuka pintu, kartu transportasi seperti kartu Oyster di London, atau kartu bank untuk melakukan pembayaran nirkontak.

"Jarak pemindaiannya terbatas mengingat di dalam implan terdapat antena berukuran kecil. Implan [chip] harus ada dalam radius medan elektromagnetik atau pemindai RFID [atau NFC]. Implan bisa membaca hanya jika ada sangkut paut magnetik antara pemindai dan transponder," jelas Paumen.

Paumen menambahkan dirinya tidak khawatir lokasi keberadaanya bisa dilacak.

"Chip-chip RFID digunakan pada hewan peliharaan untuk mendeteksi jika mereka hilang. Tapi mustahil menemukan mereka menggunakan implan chip RFIDhewan peliharaan tersebut harus ditemukan secara fisik. Kemudian keseluruhan tubuhnya harus dipindai sampai implan chip RFID ditemukan dan dibaca."

Kekhawatiran lainnya dengan microchip semacam itu yakni apakah peranti tersebut berkembang semakin canggih di masa depan dan sarat data pribadi seseorang. Kemudian apakah informasi itu aman dan apakah orang itu bisa dilacak.

Pakar teknologi keuangan atau fintech, Theodora Lau, adalah salah satu penulis berjudul Beyond Good: How Technology Is Leading A Business Driven Revolution.

Menurutnya, implan chip pembayaran hanyalah "perpanjangan internet of things". Maksud dia adalah implan chip merupakan salah satu dari sekian banyak cara baru dalam terhubung dan berbagi data.

Theodora Lau

"Seberapa banyak kita sudi membayar demi kemudahan? Di mana kita menarik garis antara privasi dan keamanan? tanya Theodora Lau. (Theodora Lau)

Walaupun banyak orang terbuka dengan menanamkan chip di dalam tubuh karena pembayaran akan berlangsung mudah dan cepat, dia mewanti-wanti bahwa faedah itu harus ditimbang dengan berbagai risikonya. Apalagi ketika chip yang ditanam berisi banyak informasi pribadi.

"Seberapa banyak kita sudi membayar demi kemudahan? Di mana kita menarik garis antara privasi dan keamanan? Siapa yang akan melindungi infrastruktur penting dan manusia-manusia yang menjadi bagiannya?"

Nada Kakabadse, profesor kebijakan pemerintah, tata kelola pemerintahan, dan etika dari Fakultas Bisnis Universitas Reading, juga bersikap waspada dengan masa depan chip yang ditanam di dalam tubuh.

"Ada sisi kelam teknologi tersebut yang berpotensi disalahgunakan. Bagi mereka yang tidak suka dengan kebebasan individu, teknologi itu membuka berbagai cara untuk mengontrol, memanipulasi, dan menindas.

"Lantas siapa yang memiliki data? Siapa yang mengakses data? Dan apakah etis menanam chip ke manusia seperti pada hewan peliharaan?"

Hasilnya, kata Kakabadse mewanti-wanti, bisa berakibat "menghilangkan kekuasaan dari orang banyak bagi keuntungan segelintir orang".

Steven Northam, dosen senior bidang inovasi dan kewirausahaan dari Universitas Winchester, menilai berbagai kerisauan tersebut tidak beralasan.

Northam tidak hanya meneliti implan chip, tapi juga pendiri perusahaan BioTeq di Inggris yang memproduksi implan chip nirkontak sejak 2017.

Implan chip buatan perusahaannya ditujukan pada kaum difabel untuk membuka pintu secara otomatis.

"Setiap hari kami mendapat pertanyaan dan melakoni lebih dari 500 implan di Inggrisnamun Covid menyebabkan pengurangan jumlah."

"Teknologi ini sudah digunakan pada hewan selama bertahun-tahun. Chip yang digunakan sangat kecil dan tiada risiko."

Patrick Paumen juga punya magnet yang ditanam di jarinya. (Patrick Paumen)

Kembali ke Belanda, Patrick Paumen menyebut dirinya "biohacker"seseorang yang menempatkan potongan teknologi pada tubuhnya untuk meningkatkan performanya.

Secara total dia punya 32 implan, termasuk magnet dan chip untuk membuka pintu.

"Teknologi terus berkembang sehingga saya terus mengoleksinya. Implan yang saya tanam memperkuat tubuh saya. Saya tidak ingin hidup tanpa chip," tuturnya.

"Selalu akan ada orang yang tidak ingin memodifikasi tubuh mereka. Kami harus menghormati itu dan mereka harus menghormati kami sebagai biohacker."
Sumber : Detik.com




 
Berita Lainnya :
  • Lembaga Garda Indonesia Satu Minta Kejagung RI Ambil Alih Kasus Penggunaan Dana PEN Rp78 Miliar di Batubara
  • Sukseskan Peparnas XVII, 4.386 Atlet dan Ofisial Telah Tiba di Solo
  • Pertemuan Asri Tambunan dengan dr. Robert Komaria Optimisme Baru untuk Kesehatan dan Pendidikan Deli Serdang
  • Kemendagri Selenggarakan Training of Trainer Penginputan E-Walidata dan RPJPD SIPD RI
  • Polres Sragen Beri Kejutan di HUT TNI Ke-79, Letkol Inf Ricky Julianto Wuwung Terharu
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Lembaga Garda Indonesia Satu Minta Kejagung RI Ambil Alih Kasus Penggunaan Dana PEN Rp78 Miliar di Batubara
    02 Sukseskan Peparnas XVII, 4.386 Atlet dan Ofisial Telah Tiba di Solo
    03 Pertemuan Asri Tambunan dengan dr. Robert Komaria Optimisme Baru untuk Kesehatan dan Pendidikan Deli Serdang
    04 Kemendagri Selenggarakan Training of Trainer Penginputan E-Walidata dan RPJPD SIPD RI
    05 Polres Sragen Beri Kejutan di HUT TNI Ke-79, Letkol Inf Ricky Julianto Wuwung Terharu
    06 PPPH Minta Polda Sumut Periksa Bimtek Kepala Desa Se-Paluta di Parapat dan Berastagi
    07 Danramil Karangmalang dan Warga Dukuh Jaten Guyub Bangun Talud Jalan Kampung
    08 Demi Bertemu Asri Ludin Tambunan dan M Boby Afif Nasution Rombongan Ibu-Ibu Rela Turuni Bukit
    09 Lampu Solar Cell Marinir Habema Terangi Sokamu
    10 Pengungkapan Kasus Narkoba di Polres Batubara Tahun Ini Alami Peningkatan
    11 Kasad: Batalyon Penyangga Daerah Rawan Dukung Keamanan dan Percepatan Pembangunan
    12 Kerja Nyata untuk Masyarakat, Edi-Hasan Tepat Pimpin Sumut 2024-2029
    13 Polsek Tempuling Bersama Panwascam Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Netralitas Pilkada 2024
    14 Buka IMX 2024 Bersama Menteri Perindustrian, Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Modifikator Indonesia
    15 Dandim Boyolali Pimpin Doa Bersama dalam Rangka HUT Ke-79 TNI
    16 Orasi di FK USK, Pj Gubernur Safrizal: 25% Anak-anak Indonesia Bercita-Cita Jadi Dokter
    17 Satgas Yonif 642/Kps Bersama Dinas Kesehatan dan Masyarakat Laksanakan Senam Bersama
    18 Peduli, Pj. Walikota Tebing Tinggi Kunjungi Anak Putus Sekolah di Kelurahan Karya Jaya
    19 Tidak Ada Ampun Bagi ASN Pelanggar Pemilu di Pasaman, Gakumdu Terapkan Wilayah 'Zero Tolerensi'
    20 Sertu Heriyanto Bantu Masyarakat Pasang Paving Blok Jalan di DusunTegalombo
    21 Ingin Masyakarat Nilai Kualitas Pemimpinnya, Tim Danny-Azhar Soroti Jadwal Debat Dibatasi
    22 Kemendagri Minta Pemda Betul-Betul Pahami Perkembangan Inflasi
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © zoinnews.com