Mafia Penyebab Minyak Langkah, Jaksa Agung Sebut ada 4 Tersangka
Selasa, 19-04-2022 - 22:07:00 WIB
|
Gambar salah satu pabrik minyak (dok/internet) |
Jakarta - Kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di Indonesia menuai terang pasalnya Kejaksaan Agung menetapkan empat orang menjadi tersangka kasus suap terkait ekspor minyak sawit, Selasa (19/4/2022).
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana ditetapkan sebagai salah satu tersangka.
Sebut Jaksa Agung, “Tersangka ditetapkan ada empat orang, pertama pejabat eselon 1 pada Kemendag, IWW,” ujar Sanitiar Burhanuddin dalam konferensi pers, Selasa (19/4/2022).
Lanjut dikatakan Burhanuddin, Wisnu diduga menerbitkan izin ekspor kepada sejumlah perusahaan produsen kelapa sawit secara melawan hukum.
"Perbuatannya itu mengakibatkan minyak goreng langka di Indonesia dan membuat harganya mahal," pungkasnya.
Selain itu, tiga orang dari pihak swasta ialah Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group berinisial SMA, Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia (WINA) inisial MPT, dan General Manager PT Musim Mas berinisial PT.
Perlu diketahui, korporasi Permata Hijau Group (PHG) merupakan perusahaan sawit yang hadir sejak 1984. Bisnis utamanya ialah perkebunan dan pengolahan sawit. Perusahaan ini mendistribusikan produk minyak goreng bermerk Permata, Palmata, Panina, dan Parveen.
Sementara, PT Wilmar Nabati Indonesia merupakan perusahaan yang telah berdiri sejak 1989. Sebelumnya, perusahaan ini bernama Bukit Kapur Reksa (BKR).
Perusahaan yang berbasis di Dumai ini, bergerak di bidang produksi minyak goreng. Riau yang memudahkan aktivitas WINA dalam melakukan ekspor produksi didukung fasilitas dermaga.
WINA digadangkan sebagai perusahaan dengan kelolaan perkebunan sawit terbesar di dunia, terutama berlokasi di Indonesia dan Malaysia. WINA merupakan bagian dari Wilmar International Group yang identik dengan Konglongmerat Martua Sitorus.
Perkebunan sawit yang di kelolah oleh WINA tersebar di Sumatra dan Kalimantan. Minyak goreng merk Sania Royale dan Fortune merupakan produk dari Wilmar yang mendunia.
Selanjutnya hal yang sama dengan PT Musim Mas. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi dan pengolahan minyak sawit, termasuk golongan perusahaan lama yang tercatat berdiri sejak 1972.
Perusahaan ini memiliki perkebunan, pabrik pengolahan, kilang, pabrik penggilingan inti sawit, oleokimia, dan lemak khusus. Perusahaan ini mengklaim sebagai eksportir minyak sawit terbesar di Indonesia.
Di hilir, Musim Mas dikenal dari merk minyak goreng Sunco, Tani, dan M&M. Selain itu, Musim Mas juga memproduksi biodiesel. (Ben)
Komentar Anda :